Puteri Junjung Buih adalah tarian identitas Kabupaten Ketapang yang bersumber dari legenda putri yang muncul dari buih sungai dan kemudian menjadi leluhur simbolis masyarakat setempat. Legenda ini dimaknai sebagai lambang lahirnya kehidupan baru dan persatuan berbagai kelompok yang mendiami Tanah Kayong. Dalam pertunjukan, para penari mengenakan kostum berwarna cerah dengan unsur Melayu dan Dayak. Gerak awalnya lembut menggambarkan kemunculan sang putri, kemudian berkembang menjadi formasi besar yang dinamis sebagai simbol persatuan warga.
Tarian ini sering dibawakan secara kolosal dalam agenda resmi seperti Festival Tanah Kayong dan Napak Tilas, bahkan pernah memecahkan rekor MURI dengan ribuan penari tampil serentak di Ketapang. Fungsi utamanya bukan sekadar hiburan, tetapi sebagai tanda tangan budaya yang menunjukkan bahwa Ketapang adalah daerah majemuk yang rukun. Melalui tarian ini, generasi muda diperkenalkan pada sejarah lokal, simbol adat, serta nilai toleransi yang dijahit dalam koreografi dan kostum multi‑etnis.