Tari Bubu berasal dari Desa Sandai Kiri di Kabupaten Ketapang dan terinspirasi dari bubu, alat perangkap ikan tradisional yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sungai. Sebuah cerita rakyat mengisahkan sosok Lokan yang sakit lalu disembuhkan dengan cara dimasukkan ke dalam bubu sambil dilantunkan syair atau mantera tertentu. Dalam pementasan, bubu diletakkan di panggung dan pada momen tertentu tampak bergerak sendiri seolah hidup ketika pawang membacakan mantera, sehingga menimbulkan rasa takjub dan suasana mistis bagi penonton.
Awalnya Tari Bubu merupakan permainan tradisional rakyat pada acara adat dan pesta kampung, kemudian dikembangkan menjadi tari kreasi yang lebih tertata sehingga bisa ditampilkan di festival, termasuk ajang seni Melayu di Ketapang. Keunggulannya adalah konsep yang unik, memadukan alat tangkap ikan, mantera, syair, dan gerak tari yang sulit ditemukan padanannya di daerah lain. Selain sebagai hiburan, Tari Bubu menyimpan pesan tentang hubungan manusia dengan alam, rasa syukur atas hasil sungai, dan keyakinan terhadap kekuatan doa serta tradisi leluhur.