Tradisi Adat Tepung Tawar
✦ 4.7 Rating ☽ Adat ⚜ Kabupaten Ketapang, Kalimantan Bara…

Tradisi Adat Tepung Tawar

← Kembali

📜 Cerita

Tari Adat Dayak Pesaguan adalah tarian sakral yang menjadi bagian inti dari rangkaian upacara pernikahan adat Dayak Pesaguan di Kabupaten Ketapang. Tarian ini biasanya ditampilkan pada tahap pasalin pasibur, yaitu prosesi pemberian gelar dan panggilan baru (gelar tentimangan) kepada kedua pengantin sebagai penanda resmi bahwa mereka telah diakui secara adat sebagai suami istri. Pelaksanaan tari diikat oleh aturan ketat: waktu, tempat, penari, musik pengiring, dan sesajian—termasuk tuak—semuanya telah ditentukan oleh leluhur dan tidak boleh sembarangan diubah. Hal ini menjadikan tari bukan sekadar hiburan, tetapi sebuah ritus yang membuka, mengikat, dan “mengamankan” perjalanan baru pasangan pengantin di mata komunitas dan roh-roh penjaga adat.​

Dalam praktiknya, Tari Adat Dayak Pesaguan ditarikan oleh penari-penari yang dipilih khusus, sering kali tokoh yang memahami adat dan memiliki kesiapan lahir batin. Setiap putaran tarian diiringi petopeng yang membawa tuak; penari harus meminum tuak tersebut hingga habis sebelum melanjutkan putaran berikutnya, menandakan kesiapan menerima tanggung jawab dan keberanian menghadapi konsekuensi hidup berumah tangga. Desain lantai, arah gerak, dan formasi penari mencerminkan hubungan pengantin dengan keluarga besar, leluhur, dan komunitas, sekaligus menggambarkan harapan agar rumah tangga mereka kokoh seperti lingkaran tarian yang terus berputar tanpa putus. Karena itu, tarian ini memadukan fungsi spiritual, sosial, dan estetis dalam satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dari upacara pernikahan adat Pesaguan

🎬 Tayangan Visual